'Ain


Penyakit ‘Ain

Penyakit merupakan sunnatullah, sehingga kita ma’lum akan adanya makhluk yang terjangkit penyakit. Akhir-akhir ini muncul isu terkait penyakit ‘ain yang mana hal tersebut muncul disebabkan mengekspos sebuah video atau foto, sehingga setiap melihat  postingan tersebut kita diharuskan mengucapkan masyaallah atau mendoakan kebaikan.  telaah isu ini muncul sebab pengamatan sahabat mahasiswa  yang menempuh study di Uin Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur, Program studi Hukum Tata Negara, ia sering kali mengamati komentar-komentar netizen di social media pada platform youtube. Kerap kali netizen menyampaikan membaca masyaallah agar pemposting video maupun foto tidak terjangkit pentakit ‘ain. Oleh sebab itu, kami berusaha menelusuri penyakit ‘ain tersebut, dengan beberapa data kepustakaan dan content analysis yang coba kami tampilkan dalam artikel ini.

قال أبو عبدالله: حدثنا إسحاق بن نصر قال: حدثنا عبدالرزاق، عن معمر، عن همّام، عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ‌العين ‌حقُّ.

معنى قوله: ‌العين ‌حقّ، أي: الإصابة بالعين حقُّ وأن لها تأثيرًا في النفوس والطباع إبطالاً لقول من يزعم من أصحاب الطبيعة أنه لا شيء إلا ما تدركه الحواس والمشاعر الخمسة وما عداها فلا حقيقة له.

 )اعلام الحديث بشرح صحيح البخاري , أبو سليمان حمد بن محمد الخطابي, جامعة أم القرى (مركز البحوث العلمية وإحياء التراث الإسلامي), الطبعة: الأولى، ١٤٠٩ هـ - ١٩٨٨ م, عدد الأجزاء: ٤   (

“Rosululloh Saw bersabda: penyakit ‘ain itu nyata. Maksud dari sabda Rosululloh Saw ialah, bahwa kasus penyakit ‘ain itu nyata serta penyakit ‘ain tersebut berpengaruh pada jiwa dan karakter. Hal ini merupakan bantahan terhadap pendapat suatu kelompok bahwa penyakit ‘ain tersebut tidak memiliki dampak sama sekali kecuali indera dan perasaan menemukan hal tersebut.”

‘Alam Al-hadits Syarah shohih bukhori, Abu sulaiman hamd bin muhammad al-khuthobi, universitas ummul qura’.

وحدَّثنا عبدُ الوارث، قال: حدَّثنا قاسمٌ، قال: حدَّثنا محمدُ بنُ غالب، قال: حدَّثنا سَهْلُ بنُ بكار، قال: حدَّثنا وُهيبٌ، عن أبي واقد، عن أبي سَلَمة، عن عائشة، قالت: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلَّم -: "استعيذوا بالله من العَيْن، فإن ‌العَيْنَ ‌حقٌّ"

 )التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد, أبو عمر بن عبد البر بن عاصم النمري القرطبي, مؤسسة الفرقان للتراث الإسلامي – لندن, الطبعة: الأولى، ١٤٣٩ هـ - ٢٠١٧(

“Rosulluloh Saw bersabda: mintalah perlindungan dari allah swt dari penyakit ‘ain. Karena penyakit ‘ain itu nyata”.

(At-tamhid lima fi al-muwattho’ min al-ma’ani wa al-asanid, abu umar bin abdul barr bin ashim an-namri al-qurthubi)

 

قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ بْنَ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبِي سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ وَهُوَ عَنْ قَتْلِهِ غَنِيٌّ إِنَّ ‌الْعَيْنَ ‌حَقٌّ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ أَوْ مِنْ مَالِهِ فَلْيُبَرِّكْ عَلَيْهِ فَإِنَّ ‌الْعَيْنَ ‌حَقٌّ

)التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد, أبو عمر بن عبد البر بن عاصم النمري القرطبي, مؤسسة الفرقان للتراث الإسلامي – لندن, الطبعة: الأولى، ١٤٣٩ هـ - ٢٠١٧(

“Rosululloh saw bersabda: mengapa salah satu dari kalian membunuh saudaranya sedangkan hal itu tidak perlu dilakukan ?. Sesungguhnya penyakit ‘ain itu nyata. ketika salah satu dari kalian melihat saudara kalian yang membuat takjub atau hartanya maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena penyakit ‘ain itu nyata”.

(At-tamhid lima fi al-muwattho’ min al-ma’ani wa al-asanid, abu umar bin abdul barr bin ashim an-namri al-qurthubi)

(قَوْلُهُ بَابُ رُقْيَةِ الْعَيْنِ) أَيْ رُقْيَةِ الَّذِي يُصَابُ بِالْعَيْنِ تَقُولُ عِنْتَ الرَّجُلَ أَصَبْتَهُ بِعَيْنِكَ فَهُوَ مَعِينٌ وَمَعْيُونٌ وَرَجُلٌ عَائِنٌ وَمِعْيَانٌ وَعَيُونٌ وَالْعَيْنُ نَظَرٌ بِاسْتِحْسَانٍ مَشُوبٍ بِحَسَدٍ مِنْ خَبِيثِ الطَّبْعِ يَحْصُلُ لِلْمَنْظُورِ مِنْهُ ضَرَرٌ  الى ان قال ,....َمِنْ ذَلِكَ أَنَّ الصَّحِيحَ قَدْ يَنْظُرُ إِلَى الْعَيْنِ الرَّمْدَاءِ فَيَرْمَدُ وَيَتَثَاءَبُ وَاحِدٌ بِحَضْرَتِهِ فَيَتَثَاءَبُ هُوَ أَشَارَ إِلَى ذَلِك بن بَطَّالٍ وَقَالَ الْخَطَّابِيُّ فِي الْحَدِيثِ أَنَّ لِلْعَيْنِ تَأْثِيرا فِي النُّفُوس وَإِبْطَال قَول الطبائيعين أَنَّهُ لَا شَيْءَ إِلَّا مَا تُدْرِكُ الْحَوَاسُّ الْخَمْسُ وَمَا عَدَا ذَلِكَ لَا حَقِيقَةَ لَهُ وَقَالَ الْمَازِرِيُّ زَعَمَ بَعْضُ الطَّبَائِعِيِّينَ أَنَّ الْعَائِنَ يَنْبَعِثُ مِنْ عَيْنِهِ قُوَّةٌ سُمِّيَّةٌ تَتَّصِلُ بِالْمَعِينِ فَيَهْلِكُ أَوْ يَفْسُدُ وَهُوَ كَإِصَابَةِ السُّمِّ مَنْ نَظَرَ الْأَفَاعِيَ وَأَشَارَ إِلَى مَنْعِ الْحَصْرِ فِي ذَلِكَ مَعَ تَجْوِيزِهِ وَأَنَّ الَّذِي يَتَمَشَّى عَلَى طَرِيقَةِ أَهْلِ السُّنَّةِ أَنَّ الْعَيْنَ إِنَّمَا تَضُرُّ عِنْدَ نَظَرِ الْعَائِنِ بِعَادَةٍ أَجْرَاهَا اللَّهُ تَعَالَى   )فتح الباري بشرح صحيح البخاري, أحمد بن علي بن حجر العسقلاني, دار المعرفة - بيروت، ١٣٧٩, عدد الأجزاء: ١٣ (

Dari beberapa keterangan diatas, ada 3 kesimpulan yang bisa didapatkan. Pertama, penyakit ‘ain benar-benar nyata. Penyakit ‘ain tersebut muncul karena pandangan baik pandangan yang berbuah kedengkian ataupun pujian, sehingga orang yang dipuji akan merasakan perasaan istimewa yang terdapat dalam dirinya, secara psikologi orang yang sering dipuji akan menimbulakn sifat narsistik. apabila pandangan tersebut berbuah kedengkian maka hal itu bisa sangat berbahaya, sebagaimana keterangan pembunuhan diatas. Kedua, menurut ahlu sunnah penyakit ‘ain itu berbahaya ketika melihat orang yang mengalami penyakit tersebut, hal itu merupakan sunnatuloh. Seperti, kita akan menguap ketika kita melihat orang yang menguap, kita akan sakit mata ketika melihat orang yang terjangkit penyakit mata. Ketiga, komentar-komentar netizen terhadap anjuran mengucapkan kebaikan atau mendoakan kebaikan terhadap postingan yang kita lihat itu benar.


Nb: Penulis mengambil referensi dari Maktabah Syamilah, serta beberapa keterangan dari sahabat sekaligus guru yang sedang menempuh study di Kairo Al-Azhar Mesir.


 

0 Response to "'Ain"

Posting Komentar

Nazhariyyah al-Hudud

Hukum Islam merujuk pada realitas sosial yang memengaruhi pembentukan, interpretasi, dan penerapan hukum dalam masyarakat. Ini mencakup berb...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel